Entri Populer

Rabu, 26 Januari 2011

STRATEGI PEMASARAN KELAPA

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatan total dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk dan disertai dengan perubahan fundamental dalam struktur ekonomi suatu negara.
Pembangunan ekonomi tak dapat lepas dari pertumbuhan ekonomi (economic growth); pembangunan ekonomi mendorong pertumbuhan ekonomi, dan sebaliknya, pertumbuhan ekonomi memperlancar proses pembangunan ekonomi.
Yang dimaksud dengan pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Suatu negara dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi apabila terjadi peningkatan GNP riil di negara tersebut. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi keberhasilannya lebih bersifat kuantitatif, yaitu adanya kenaikan dalam standar pendapatan dan tingkat output produksi yang dihasilkan, sedangkan pembangunan ekonomi lebih bersifat kualitatif, bukan hanya pertambahan produksi, tetapi juga terdapat perubahan-perubahan dalam struktur produksi dan alokasi input pada berbagai sektor perekonomian seperti dalam lembaga, pengetahuan, dan teknik.
Pembangunan ekonomi itu sendiri bertujuan untuk meningkatkan kemakmuran dan kesehjahteraan bangsa, serta mensukseskan pembangunan ekonomi dalam era demokrasi. Pembangunan pertanian lebih diarahkan diarahkan untuk meningkatkan pendapatan dan taraf hidup petani, memperluas kesempatan kerja dan kesempatan berusaha, serta mengisi dan memperluas pasar, baik pasar tradisional, nasional, dan internasional. Hal ini akan tercapai jika mampu mewujudkan pertanian yang maju, efisien dan tangguh sehingg mampu meningkatkan dan menganekaragamkan hasil, meningkatkan mutu dan derajad produksi pengolahan, serta menunjang pembangunan wilayah pertanian.
Dalam konteks membicarakan pembangunan ekonomi maka tidak terlepas ketika membicarakan pembangunan pertanian. Hal ini disebabkan pembangunan pertanian merupakan salah satu sektor pembangunan nasional yang bertujuan untuk meningkatkan produksi(output), penganekaragaman hasil pertanian guna memenuhi kebutuhan pangan industri dalam negeri, peningkatan pendapatan serta taraf hidup petani. Hal ini menunjukkan bahwa pembangunan sektor pertanian di Indonesia tidak hanya berfokus pada salah satu sektor atau komoditi saja, melainkan diarahkan untuk semua sektor yang memberikan kontribusi pada pendapatan petani dan pendapatan perkapita suatu wilayah.
Pembangunan sektor pertanian merupakan pembangunan yang lebih diarahkan pada sektor tanaman perkebunan, kehutanan, dan perikanan dalam arti luas. Pembangunan pertanian lebih ditujukan pada tanaman perkebunan dalam arti yang sempit karena masyrakat Indonesia pada umumnya dan NTT khususnya adalah petani yang mencukupi kebutuhan sehari-hari dengan berkebun. Selain itu, tanaman perkebunan juga menunjang pendapatan perkapita suatu wilayah dalam konteks pembangunan nasional.
Tanaman perkebunan merupakan tanaman yang didapati lahan kering yang diusahakan oleh petani guna memenuhi kebutuhan sehari-hari. Tanaman perkebunan ini meliputi tanaman kelapa, coklat, kopi, dan lain sebagainya. tanaman ini mudah didapati di berbagai daerah di Indonesia, khususnya NTT. Kelapa contahnya terdapat di semua Pulau di NTT, tetapi lebih banyak di konsumsi dalam bahan mentah seperti kopra untuk kelapa yang sudah tua, dan sebagai bahan hidangan untuk kelapa yang masih muda.
Kelapa (Cocos nucifera L) merupakan tanaman perebunan atau industri berupa pohom batang lurus dari famili palmae. Tanaman kelapa dijuluki pohon kehidupan, karena setiap bagian tanaman dapat dimanfaatkan seperti sabut, buah, air, batang, daun, dan nira. Kelapa tumbu baik pada daerah dengan curah hujan antara 1300-2300 mm/tahun, bahkan sampai 3800 mm atau lebih, sepanjang tanah memunyai drainase yang baik. Tenaman kelapa tumbuh pada pada berbagaii jenis tanah seperti berpasir, tanah liat, ataupun tanah berbatu. Tanaman kelapa membutuhkan lahan yang datar, pada lahan yan tingkat keiringannya tinggi harus dibuat teras untuk mencegah kerusakan tanah akibat erosi, mempertahakan kesuburan tanah dan memperbaiki tanah yang mengalami erosi.
Kelapa adalah tanaman serba guna, tanaman kelapa juga sangat penting karena tanaman ini sangat bermanfaat dalam keiupan sehari-hari dan menjadi salah satu kooditi andalan usahatani rakyat serta merupakan komoditi ekspor. Dari pohon kelapa dapat diperoleh bahan makanan, bahan industri, bahan bangunan dan lain-lain. Disamping itu tanaman kelapa juga merupakan tanaman sosial mengingat tanaman ini dibudidayakan oleh puluha juta petani. Bagian-bagian tanaman kelapa yang dapat dimanfaatkan antara lain bah kelapa yang terdiri dari kulit luar, sabut, tempurung, kulit, daging buah, dan air kelapa.
Kabupaten Kupang merupakan salah satu daerah di Provinsi NTT dimana sebagian besar penduduknya bekerja di sektor pertanian tanaman pangan atau perkebunan khususnya kelapa. Kecamatan Amarasi Barat merupakan salh satu kecamatan di Kabupaten Kupang dengan luas wilayah 24,635 Ha. Jumlah penduduk di kecamatan Amarasi Barat pada tahun 2007 sebanyak 13.733 jiwa. Kecamatan Amarasi Barat beriklim kering dima bulan basah 3-4 bulan dan bulan kering 8-9 bulan untuk setiap tahunnya.
No Desa Luas Areal Tanam Jumlah produksi (Ton)
Tanaman muda Tanaman produktif Tanaman tua/rusak jumlah
1 Nekbaun 65 141 7 213 87
2 Merbaun 101 85 5 191 55
3 Erbaun 114 67 2 183 41
4 Toobaun 81 89 4 174 54
5 Teunbaun 56 135 20 211 83
6 Niukbaun 53 142 8 203 68
7 Soba 188 365 27 580 211
8 Tunbaun 167 271 3 441 120
Jumlah 825 1295 76 2196 699
Dalam pemasaran kelapa, untuk melayani pasar petani kelapa di Kecamatan Amarasi Barat pada dasarnya sudah menerapka strategi pemasaran baik yang menyangkut strategi produ, strategi harga, strategi promosi, dan strategi distribusi. Strtegi produk yang dimaksudkan adalah pengelolaan mengenai produk itu snediri termasuk perencanaan dan pegbangan produk yang baik untuk dipasarkan oleh suatu perusahaan. Strategi harga adalah menyengkut kebijaksanaan harga, dalam pengertian bagaimana suatu perusahaan menetukan harga dari hasil produknya, kemudian menetukan potongn harga, ebayaran ongkos kirim dan hal-hal yang berhubungan dengan harga produk yang bersangkutan. Strtegi promosimenyankut komponen-komponen yang digunakan untuk memperkenalkan, menunjukkan keunggulan produk, sehingga produk yang bersangkutan pat diterima di pasar.
Sejauh ini belum diketahui bagaiman petani melaksanakan kegiatan-kegiatan dari masing-masig strategi pemasaran, bagaimana strtegi pemasaran dilakuan, bagaimna saluran pemasaran yang dilakukan petani, berapa keuntungan yang diperoleh, dan apakah yang dilakukan petani sudah efisien. Oleh karena itu, perlu untuk melakukan penelitian mengenai strategi pemasaran kelapa di Kecamatan Amarasi Barat.

1.2 Perumusan Masalah
1. Bagaiman strategi pemasaran kelapa di Kecamatan Amarasi Barat kabupaten Kupang?
2. Bagaimana saluran pemasaran kelapa di Kecamatan Amarasi Barat Kabupaten Kupang?
3. Berapa besar keuntungan yang diperoleh petani kelapa di kecamatan Amarasi Barat Kabupaten Kupang?
4. Berapa besar efisiensi pemasaran yang diterima oleh petai kelapa di Kcamata Amarasi Barat?

1.3 Tujuan dan Kegunaan
Untuk mengetahui strategi pemasaran kelapa di kecamatan Amarasi Barat Kabupaten Kupang,
1. Untuk mengetahui saluran pemasaran kelapa di Kecamatan Amarasi Barat
2. Untuk mengetahui keuntungan relatif yang dipeoleh petani kelapa di kecamatan Amarasi Barat Kaupaten Kupang
3. Untuk mengetahui efisiensi pemasaran yang diterima oleh petani
4. Mahasiswa dapat memecahkan masalah kecil yang berhubungan dengan rencana pembangunan di negara kita umumnya dan wilayah NTT khususnya


Tinjauan Pustaka
Rujukan Penelitian Terdahulu

Kajian empiris dari hasil penelitian Dima (1998) dalam penelitiannya tentang analisi pendapatan petani dari usahatani kelapa di Kecamatan Amarasi menyimpulkan bahwa pendapatan terbesar petani kelapa di kecamatan Amarasi disumangkan oleh hasil minyak kelapa, namun dalam kegiatan tataniaga, posisi tawar menawar dari pihak petani lemah namun harga produk usahatani buah kelapa tua dan harga hasil olahan minyak kelapa merupakan hasil kesepakatan antara petani dan pembeli.
Koroh (2002) dalam penelitian tentang analisis pendapatan petani tentang hasil pendapatan petani dari hasil penjualan buah kelapa muda dan buah kelapa tua di kecamatan Amarasi Kaupaten Kupang menunujkkan bahwa rata-rata pendapatan penjualan buah kelapa tua sebesar Rp 579.850/KK sedagkan pendapatan rata-rata dari penjaulan kelapa muda adalah Rp 492.125/KK per bulan.
Kepala Badan penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Departemen Perindustrian mengemukakan bahwa coco diesel seagai energi alteratif penganti solar, maka harga buah kelapa ditetapkan di bawah Rp 500,00/buah. Coco diesel sebagai bahan akar pengganti solar mempunyai kelebihan yatu tida diperlukan modifikasi mesin, ramah lingkungan, memiliki daya pelumas yang tinggi, aman dan tidak beracun. Karena untuk mendapatkan satu liter coco diesel diperlukan sekitar enam buah kelapa. Tujun pngelolaan coco diesel ini untuk memenuhi kebutuhan industri kecil dan menengah sebagai bahan bakar perahu motor nelayan khususnya wilayah yang sulit alat transportasinya.

2.2 Gambaran umum tanaman kelapa
Kelapa (Cocos nucifera L) adalah serbaguna yang seluruh bagian tanaman ini bermanfaat bagi kehidupan manusia. Hasil kelapa yang diperdagangkan sejak xaman dahulu adalah minyak kelapa. Kelapa memiliki fariasi genetik yang besar dan secara umum pembiakan dilaksanakan secara generatif, ciri-ciri tanaman kelapa:

2.2.1 Akar
Pohon kelapa tidak memiliki akar tunggang. Tetapi akar serabutnya lebat sekali, mencapai 4000 – 7000 helai pada pohon yang telah dewasa. Anyak sedikitnya perakaran tergantung pada keadaan pertumuhan tanaman dan kesuburan tanah. Sebagian akar serabut tumbuh mendatar dekat permukaan tanah, kadang-kadang mencapai 10-15 meter, tetapi tidak mampu menembus lapisan yang keras dari permukaan akar tumbuh juga hara yang dibutuhkanoleh tanaman.

2.2.2 Batang
Pohon kelapa hanya mempunyai satu titik tumbuh terletak pada ujung dari batang, sehingga tumbuhnya batang selal mengarah ke atas dan tidak bercabang. Pohon kelapa tidak berkambium, sehingga tidak memiliki pertumbuhan sekunder. Tinggi pohom dapat mencapai 30 meter, tergantung varietasnya, kegunaan dari batang kelapa yaitu bahan bangunan

2.2.3 Daun
Pada biji yang baru tumbuh, mula-mula erbentuk 4 – 6 helai daun tersusun satu membulat yang lain sehingga merupakan selubung dan runcing sebelah ujungnya. Kemudian daun-daun lainnya menyusul terbentuk berturut-turut, ukuranya bertambah besar. Pankal-pangkal daun membungkus bagian pangkal batang, membentuk pangkal palsu. Daun-daun tadi berangsur-angsur bertambah menyirip, dimulai dari sebelah pangkal helai daun menuju ke ujung.
Bagian-bagian daun adalah:
a. Tangaki atau pelepah daun, yang bagian pangkalnya melebar
b. Tulang atau poros dan helai daun yang meyirip berjumlah 100 – 130 lembar.
Jumlah daun yang berbentuk dan gugr setiap tahun jumlahnya sama, sekitar 12-15 lembar. Kegunaandaun kelapa yang masih muda yaitu sebagai hiasan. Di tengah daunnya terdapat lidi yang dapat digunakan sebagai sapu.

2.2.4 Bunga
Apabila pohon kelapa telah mencapai tingkat umur tertentu (untuk kelapa dalam ukuran 4 -5 tahun), karangan bunga berturut-turut tubuh keluar dari ketiak daun. Karangan bnga kelapa disebut wayang atau manggar. Kelapa adalah tanaman berumah satu. Jumlah bunga jantan banyak sekali, pada setiap cabang terdapat kurang lebih 200 bunga, sehingga pada tiap manggar terdapat sekitar 8000 – 10000 bunga kuntum bunga jantan. Sedangkan jumlah bunga betinya hanya 20 – 50 buah, malahan pada pohon-pohon yang masih muda seringkali belum terdapat bunga betina.
Bagian-bagian bunga jantan adalah; tiga helai kelopak bunga beruuran 3-5 mm, tiga helai daun mahkota berukuran seitar 15 mm, enam helai benang sari, satu putik rudimeter dengan kepala putih bersirip tiga lembar. Bunga betina berukuran lebih besar sekitar 3 cm. Kelopak bunga teal dan lebar membungkus hampir seluruh bagian-bagian lainnya. Penyerbukan bnunga berlangsung dengan perantaran serangga tidak karena angin.

2.2.5 buah
Tiga sampai empat minggu setelah manggar terbuka buah betina telah dibuahi dan mulai tumbuh menjadi buah. Pertumbuhan buah melalui tiga fase yaitu:
1. Fase pertama berlangsung selama 4-6 bulan. Pada fase ini bagian tempurung dan sabut hanya membesar dan masih lunak. Lubang embrio juga ikut membesar dan berisi penuh air.
2. Fase kedua berlangsung selama 2 – 3 bulan. Pada fase ini bagian tempurung berangsur-angsur tebal, tetapi belum keras tebal.
3. Fase ketiga, pada fase putih lembaga atau endosperm sedang dalam penyusunan.penyususnan dimulai dari pangkal buah berangsur-angsur menuju ke ujung. Pada bagian pangkal mulai tampak terbentuknya lembaga, warna tempurung berubah dari putih menjadi cokelat kehitaman dan bertambah keras.
Buah kelapa dapat dimanfaatkan seagai aneka hidanagan untuk keluarga.

2.2.6 Syarat Tumbuh
a. Ikilim
Kelapa dapat tumbuh di daerah tropis dan tumbuh baik pada ikim panas yang lembab. Meskipun kelapa dapat tumuh pada keadaaan iklim yang luas cakupannya. Untuk pertumbuhan yang optimal dan tercapainya produktivitas yang baik kelapa menghendaki peersyaratan lingkngan tertentu, menyangkut elevasi, suhu curah hujan, sinar matahari.
b. Tanah
Tanah yang ideal untuk penanaman kelapa adalah tanah berpasir , berabu gunung, dan tanah berliat. dengan pH tanah 5,2 hingga 8 dan mempunyai struktur remah sehingga perakaran dapat berkembang dengan baik.
c. cahaya
Sinar matahari banyak minimal 120 jam perbulan , jika kurang dari itu produksi buah akan rendah
d. suhu
Suhu yang paling cocok adalah 27ºC dengan variasi rata-rata 5-7 º C, suhu kurang dari 20º C tanaman kurang produktif.
e. Curah Hujan
Curah hujan yang baik 1300-2300 mm/th. Kekeringan panjang menyebabkan produksi berkurang 50% , sedangkan kelembapan tinggi menyebabkan serangan penyakit jamur.Angin yang terlalu kencang terkadang merugikan tanaman yang terlalu tinggi, terutama varietas dalam


2.3 Pengertian Pasar dan Pemasaran
2.4 Lembaga Pemasaran
Dalam pemasaran komoditi pertanian terdapat pelaku-pelaku ekonomi yang terlibat secara langsung dan tidak langsung, dengan cara melaksanakan fungsi-fungsi pemasaran.Fungsi-fungsi pemasaran yang dilakukan oleh setiap lembaga pemasaran adalah bervariasi, yang disebabkan oleh bervariasinya komoditi-komoditi pertanian yang dipasarkan baik dari kualitas dan harga. Setiap komoditi memerlukan penanganan yang berbeda. Untuk menganalisis permasalahan-permasalahan dalam pemasaran komoditi pertanian yang kompleksitas, dibutuhkan kombinasi pendekatan studi pasar, seperti:
 pendekatan komoditi (commodity approach), dilakukan dengan menetapkan komoditi yang diteliti dan diikuti aliran komoditi dari produsen sampai kepada konsumen akhir.
 Pendekatan lembaga (institusional approach), akan menelaah lembaga-lembaga pemasaran yang terlibat dalam proses transfer komoditi dari produsen sampai ke konsumen akhir
 Pendekatan fungsional (functional approach), akan mempelajari fungsi-fungsi yang dilakukan lembaga-lembaga pemasaran atas komoditi pertanian, sehingga nilai guna komoditi pertanian tersebut mengalami peningkatan.
 Pendekatan teori ekonomi, pendekatan ini akan menjelaskan permasalahan pemasaran pertanian dalam teori ekonomi, seperti pemabahasan terhadap konsep-konsep penawaran, permintaan, pegeseran penawaran dan permintaan, jumlah keseimbangan, harga keseimbangan, elastisitas, dan struktur pasar komoditi (persaingan sempurna, oligopoli, atau monopoli).
Lembaga-Lembaga Pemasaran
Defenisi: Lembaga pemasaran adalah badan usaha atau individu yang menyelenggarakan pemasaran, menyalurkan jasa dan komoditi dari produsen ke konsumen akhir, serta mempunyai hubungan dengan badan usaha atau individu lainnya. Lembaga pemasaran muncul karena adanya keinginan konsumen untuk memperoleh komoditi yang sesuai dengan waktu (time utility), tempat (place utility), dan bentuk (form utility).

Tugas lembaga pemasaran:
Lembaga pemasaran bertugas untuk menjalankan fungsi-fungsi pemasaran serta memenuhi keinginan konsumen semaksimal mungkin. Imbalan yang diterima lembaga pemasaran dari pelaksanaan fungsi-fungsi pemasaran adalah margin pemasaran (yang terdiri dari biaya pemasaran dan keuntungan). Bahagian balas jasa bagi lembaga pemasaran adalah keuntungan yang diperoleh dari kegiatan pemasaran.
Golongan lembaga pemasaran:
1. menurut penguasaannya terhadap komoditi yang diperjual belikan, lembaga pemasaran dibedakan menjadi 3 (tiga) yaitu:
 lembaga yang tidak memiliki komoditi, tetapi menguasai komoditi, seperti agen dan perantara, makelar (broker, selling broker, dan buying broker)
 lembaga yang memiliki dan menguasai komoditi-komoditi yang dipasarkan, seperti: pedagang pengumpul, tengkulak, eksportir, dan importir.
 lembaga pemasaran yang tidak memiliki dan menguasai komoditi yang dipasarkan, seperti perusahaan-perusahaan yang menyediakan fasilitas transportasi, auransi pemsaran, dan perusahaan yang menentukan kualitas produk pertanian (surveyor).

2. berdasarkan keterlibatan dalam proses pemasaran, yaitu:
 Tengkulak, yaitu lembaga pemasaran yang secara langsung berhubungan dengan petani. Tengkulak melakukan transaksi dengan petani baik secara tunai, ijon maupun kontrak pembelian.
 Pedagang pengumpul, yaitu lembaga pemasaran yang menjual komoditi yang dibeli dari beberapa tengkulak dari petani. Peranan pedagang pengumpul adalah mengumpulkan komoditi yang dibeli tengkulak dari petani-petani, yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi pemasaran seperti pengangkutan.
 Pedagang besar, untuk lebih meningkatkan pelaksanaan fungsi-fungsi pemasaran maka jumlah komoditi yang ada pada pedagang pengumpul perlu dikonsentrasikan lagi oleh lembaga pemasaran yang disebut pedagang besar. Pedagang besar juga melaksanakan fungsi distribusi komoditi kepada agen dan pedagang pengecer.
 Agen Penjual, bertugas dalam proses distribusi komoditi yang dipasarkan, dengan membeli komoditi dari pedagang besar dalam jumlah besar dengan harga yang realtif lebih murah.
 Pengecer (retailers), merupakan lembaga pemasaran yang berhadapan langsung dengan konsumen. Pengecer merupakan ujung tombak dari suatu proses produksi yang bersifat komersil. Artinya kelanjutan proses produksi yang dilakukan oleh produsen dan lemabaga-lembaga pemasaran sangat tergantung dengan aktivitas pengecer dalam menjual produk ke konsumen. Oleh sebab itu tidak jarang suatu perusahaan menguasai proses produksi sampai ke pengecer.

Seluruh lembaga-lembaga pemasaran tersebut dalam proses penyampaian produk dari produsen ke konsumen berhubungan satu sama lain yang membentuk jaringan pemasaran.
Arus pemasaran (saluran pemasaran) yang terbentuk dalam proses pemasaran ini beragam sekali, misalnya:
• produsen berhubungan langsung dengan konsumen akhir
• produsen – tengkulak – pedagang pengumpul – pedagang besar – pengecer – konsumen akhir
• Produsen – tengkulak – pedagang besar – pengecer – konsumen akhir
• Produsen – pedagang pengumpul – pedagang besar – pengecer – konsumen akhir• dll

Hubungan antar lembaga-lembaga tersebut akan membentuk pola-pola pemasaran yang khusus. Pola pemasaran yang terbentuk selama pergerakan arus komoditi pertanian dari petani ke konsumen akhir disebut sistem pemasaran.

Fungsi-Fungsi Lembaga Pemasaran
1. Pengecer (Retailer)
Fungsi-fungsi pemasaran yang dilaksanakan adalah:
• mengkombinasikan beberapa jenis barang tertentu
• melaksanakan jasa-jasa eceran untuk barang tersebut
• menempatkan diri sebagai sumber barang-barang bagi konsumen
• menciptakan keseimbangan antara harga dan kualitas barang yang diperdagangkan
• menyediakan barang-barang untuk memenuhi kebutuhan konsumen
• melaksanakan tindakan-tindakan dalam persaingan
Klasifikasi pedagang pengecer:
a. berdasarkan luasnya product line (jenis produk), terdiri dari:
 speciality store, yaitu pengecer yang menjual hanya satu macam produk. Misalnya toko pakaian anak-anak, pakaian wanita, dll.
 Toko Serba Ada (TOSERBA) atau department store, yaitu golongan pengecer yang menjual berbagai macam product line. Biasanya toserba memiliki volume usaha yang besar, kondisi keuangan kuat, dan beroperasi sebagai perusahaan,
 Single line store, yaitu pengecer yang hanya menjual satu macam product line, seperti toko buah, toko makanan, toko bangunan, dll.
b. berdasarkan bentuk pemilikan, terdiri atas:
 independent store, yaitu kepemilikan perorangan, yang sekaligus berfungsi sebagai pimpinan,
 corporate chain store, yaitu beberapa toko yang berada dibawah satu organisasi, dan dimiliki oleh sekelompok orang. Masing-masing toko menjual product line yang sama dan struktur distribusinya juga sama.
c. berdasarkan penggunaan fasilitas, dibedakan atas:
• store retailer atau toko pengecer, yaitu pengecer yang memiliki toko sendiri, atau tempat menjual barang-barang,
non store retailer atau pengecer tanpa toko, yaitu pengecer yang menjual produknya dengan menggunakan fasilitas lain, seperti: menjajakan produk dari rumah ke rumah, penjualan melalui pos, penjualan melalui internet, penjualan melalui mesin otomatis, dll.
d. berdasarkan ukuran toko, dibedakan atas:
• pengecer kecil (small scale retailer)
• pengecer besar (large scale retailer)
2. Pedagang besar (wholesaler)
Menurut fungsi yang dilakukan pedagang besar dapat digolongkan menjadi:
a. pedagang besar dengan fungsi penuh (full function wholesaler), yaitu: pedagang besar yang melaksanakan fungsi-fungsi pemasaran secara keseluruhan, mulai dari: fungsi pembelian – penjualan – pengangkutan – penyimpanan – fungsi keuangan – fungsi pengambilan resiko, dll. Dalam menjalankan aktivitasnya pedagang besar dalam ketegori ini biasanya selalu menjaga persediaan yang cukup dan lengkap, menggunakan beberapa penjual (salesman), dan melakukan hubungan-hubungan secara teratur dengan pengecer.
b. Pedangan besar dengan fungsi terbatas (limited function wholesaler), yaitu: pedagang besar yang hanya menjalankan fungsi atau jasa yang terbatas. Dasar pertimbangan meninggalkan fungsi lain adalah untuk efisiensi dan mengurangi resiko dalam pemsaran. Dalam hal ini fungsi-fungsi tersebut terbagi pada produsen, dan pedagangn pengecer. Pedagangan besar yang masuk dalam golongan fungsi terbatas adalah:
 mail order wholesaler, yaitu: pedagang besar yang melakukan penyaluran barang secara sentral, melalui pos, tanpa menggunakan penjual.
 Chas and carry wholesaler, yaitu: pedagang besar yang melakukan perdagangan secara tunai, dan tidak melakukan penghantaran barang (non delivery order), bisanya jumlah barang-barangnya terbatas.
 Drop shipper, yaitu: pedagang besar yang tidak melakukan penyimpanan, kegiatan yang dilakukan biasanya melalui telepon, sehingga menghemat biaya eksploitasi (biaya eksploitase rendah),
 Raak Jobber, yaitu: pedangan besar yang khusus memberikan jasa dan mengatur barang-barang miliknya di toko pengecer,
 Wagon Jobber, yaitu pedagang besar yang khusus melayani perdagangan barang-barang secara cepat, terutama barang yang mudah rusak dan busuk.

3. Agen Penunjang (Facilitating Agent)
Agen merupakan salah satu perantara yang penting dalam saluran distribusi, karena dapat membantu dalam pelaksanaan fungsi pemasaran secara baik dan lebih efisien, karena agen membantu pedagang dalam memindahkan produk.
Agen penunjang dapat dikategorikan berdsarkan fungsi yang dilakuan, yaitu:
a. agen pembelian dan penjualan (purchasing and sales agent), yaitu: lembaga pemasaran yang bekerja atas kontrak tertentu untuk melakukan pembelian barang, dengan menerima sejumlah komisi atas penggunaan jasa pembelian, tidak berhak atas barang yang dibeli atau dijual, dan tidak dapat bertindak menyaingi pedagang yang pengontrak. Jenis-jenis agen pembelian dan penjualan adalah:
- free lance broker (makelar), yaitu: pelaku pemasaran yang tidak memiliki daerah yang tetap, dan dapat merundingkan penjualan untuk siapapun, tidak ada batasan wilayah, terikat masalah harga, syarat, dan kondisi penjualan dengan pengontrak.
- agen pabrik (manufacturer’s agent), yaitu: agen yang mengadakan perundingan untuk menjual barang-barnag dari pengontraknya. Agen pabrik mempunyai ikatan dengan pengontrak dalam hal wilayah, harga, syarat, dan kondisi penjualan.
- Agen penjual (sales agent), yaitu: agen yang dikontrak oleh perusahaan untuk menjualkan produk perusahaan dalam wilayah yang tidak terbatas.
- Agen pembelian (purchasing agent), yaitu: agen yang bertindak sebagai pembeli (kadang disebut pembeli tetap), dan mencari sumber-sumber persediaan (supply) untuk beberapa pedagang pengontrak. Biasaya dilakukan oleh chain store dan toko serba ada.
b. agen pengangkutan, terdiri dari dua kategori, yaitu: 1) bulk transportation agencies (agen pengangkut borongan), dan 2) specialty shippers (agen pengangkutan khusus).
c. agen penyimpanan (storage agent), terdiri dari: 1) pedagang komisi, 2) gudang umum (public warehouse)
d. franchise, yaitu: seorang penjual memberikan hak kepada seorang pembeli untuk memasarkan barang-barangnya, tetapi pembeli harus bersedia mengikuti kebijaksanaan yang ditetapkan oleh penjual dan tidak menjual barang-barang saingan.

Dalam franchising biasanya terdapat adanya kerjasama mengenai soal harga, periklanan, dan kebijaksanaan-kebijaksanaan lainnya. Franchising ada 2 bentuk, yaitu 1) product franchising, yaitu: kerjasama penjualan barang secara individual, missal pengecer yang menjual bermacam-macam barang tetapi bukan barang saingan, dan 2) business franchising yaitu: meningkatkan kerjasama dan komunikasi dalam saluran.


2.5 Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran adalah rencana yang menyeluruh terpadu dan menyatu dibidang pemasaran yang memeberikan panduan tentang kegiatan yang akan dijalankan untuk dapat tercapainya tujuan pemasaran suat perusahaan.
Menurut Umar dan Kotler ada 4 unsur strategi bauran pemasaran
1. Strtegi Produk
2. Strategi harga
3. Strategi produksi
4. Strategi promosi


METODE PENELITIAN
3.1 Kerangka Pemikiran
Dalam upaya memenuhi kebutuhan hidupnya petani selalu berusaha untuk mencapai hasil yang lebih memuaskan. Petani akan terpacu untuk meningkatkan pendapatannya baik dengan mengmbangkan usatani ataupun melakuka usaha tambahan diluar usahatani. Kegiatan usahatani pada umumnya menyangkut bagaiman seorang petani mengolah lahan pertanian dengan tujuan dapat memnuhi kebutuhan hidupnya baik itu dikonsumsi maupun dengan tujuan komersil.
Tanaman elapa merupakan salasatu komoditas yang banyak diusahakan di Kecamatan Amarasi Barat karena usahatani ini menjadi salastu sumber untuk memperoleh ppendapatan dan meningkatkan kesehsajahteraan petani.
Namun proses pemasaran kelapa yang kini berlangsung sepertinya tidaj berjalan sebagaiman mestinya. Petani mengeluarkan biaya pemasaran cukup besar, namun harga jual kelapa rendah. Sehingga perlu diketahui bagaiman strategi pemasaran yang tepat dan bagaimana saluran pemasan kelapa di tingkat petani serta keutunga yang diperoleh petani dari komoditi kelapa di Kecamatan Amarasi Barat dan efisiensi pemasaran kelapa. Untuk mengetahui strategi pemasaran kelapa yang sudah efisien atau belum, maka perlu ditelaah lebih jauh. Efisiensi dalam arti mampu mengalirkan produk kelapa dari produsen ke konsumen dengan biaya serendah mungkin, tingkta keuntungan dan harga yang wajar serta tersedianya fasilitas pemasaran yang memadai untuk melancarkan pemasaran.
Pemasaran kelapa di Kecamatan Amarasi Barat dipengaruhi oleh strategi pemasaran dab saluran pemasaran meliputi harga, promosi, produk, dan distribusi. Secar skematis kerangka pikiran ini dapat dilihat pada gambar berikut.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di Kecamatan Amarasi Barat yang direncakan pada bulan juli sampai september.
3.3 Metode pengumpulan data
Pengambilan data dilakukan dengan metode survei. Data yang dikumpulkan berdasarka data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara langsung dengan responden dan berpedoman pada daftar pertanyaan yang disediakan, sedangkan data sekunder diperoleh dari lembaga atau instansi terkait denga penenilitian ini.

4.4 Metode Pengambilan Sample
Pengambila sample dilakukan denag dua tahap yaitu:
1. Tahap pertama, penentuan desa Soba dan desa Merbaun yang ditentukan secara sengaja (purposive sampling) dengan pertimbangan bahwa desa Soba merupakan daerah sentar produksi Kelapa dan desa Merbaun merupakan daerah produksi kelapa terendah.
2. Tahap kedua, yaitu penetuan petani contoh yang diambil secara siimple random sampling, sebanyak 10% petani dari 477 jumlah petani di desa Merbaun yaitu 48 orang dan 10% petani dari 378 jumlah petani di desa Soba yaitu 38 orang sehingga diambil sebanyak 86 responden.

4.5 Pengamatan dan Konsep Pengukuran
Hal-hal yangdiamati dalam penelitian ini adalah:
1. Identitas responden (nama, jenis kelamin, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan keluarga)
2. Luas lahan garapan, yaitu luas lahan tanaman kelapa(Ha)
3. Jumlah pohon kelapa yang dimilki petani tau responden (pohon)
4. Umur pohon (tahun/pohon)
5. Produksi kelapa adalah jumlah kelapa yang dihasilkan selama panen (buah/ panen)
6. Volume jual yaitu keseluruhan kelapa yang habis terjual
7. Harga jual adalah harga yang ditetapkan oleh petani kelapa di daerah penelitian (Rp/buah)
8. Peerimaan yaitu nilai rupiah yang diperoleh dari perkalian antara volume penjualan dengan harga jual (Rp)
9. Biaya pemasaran adalh semua biaya yang dikeluarkan oleh pedagang selama proses kegiatan pemasaran berupa biaya transportasi.
10. Tenaga kerja yaitu tenaga yang digunakan dalam proses produksi usahatani kelapa yang berasal dari dalam keluarga maupun luar keluarga.
11. Biaya pengangkutan yaitu biaya yang digunakan selama proses pemasaran (Rp)
12. Saluran pemasaran yaitu saluran yang digunakan selama proses pemasaran baik oleh produsen maupun lembaga pemasaran untuk menyalurkan hasil tanaman kelapa di kecamatan Amarasi Barat.

4.6 Model dan Analisi Data
Data-data yang dikumpulkan dari lapangan, ditabulasi kemudian dianalisis berdasrkan tujuan sebagai berikut:
1. Untuk menjawab tujuan pertama digunakan analisis deskriptif yaitu untuk mengetahui strategi pemasaran kelapa
2. Untuk menjawab tujuan kedua digunakan analisis deskriptif yaitu untuk mengetahui saluran pemasaran kelapa
3. Untuk mengetahui keuntungan relatif yaitu mnghitung keuntungan relatif digunakan rumus sebagai berikut:
R / C =
Dimana:
R/C : Keuntungan Relatif
Py : harga Produksi
Y : Produksi
VC : Biaya Variabel

Kriteria yangdigunakan untuk mengetahui keuntungan relatif suatu kegiatan usahatni adalah sebagai berikut:
R/C Ratio > 1 : kegiatan usahatani secara ekonomi menguntungkan
R/C Ratio = 1 : kegiatan usahatani secara ekonomi tidak mengalami keuntung dan tidak mengalami kerugian
R/C Ratio < 1 : kegiatan usahatani secara ekonomi menagalami kerugian

4. Untuk menjawab tujuan keempat digun akan analisis sebagai berikut:
Ec = x 100%
Dimana:
Ec : tingkat efisiensi pembiayaan pemasaran
B : Biaya pemasaran produk
Hj : harga jual produk pada lembaga pemasaran
Nilai Ec yang rendah berarti sistem pemasaran cukup efisien, dan sebaliknya jika nilai Ec tinggi berarti kegiatan pemasaran mempunyai tingkat efisien yang rendah (Sheppred, 1962 dalam Djebadu, 2005)


Daftar Pustaka

Arifin Bustanul, Dr. 2004. Analisis Ekonomi Pertanian Indonesia. Penerbit PT. Kompas Media Nusantara. Jakarta
Azis. 1993. Agroindustri Buah-buahan Tropis. Penerbit Bangkit. Jakarta
Daris, I. M. 2001. Analisis Biaya Pengolahan Abon Pada Agroindustri “Abon Jaya” di Kelurahan Naibonat Kecamatan Kupang Timur Kabupaten Kupang. Skripsi Faperta Undana. Kupang.
Kotler. 1992. Dasar-dasar Pemasaran. Edisi V Jilid I. Intermedia. Jakarta
Leki, Silvester. Pengantar Agribisnis. Kerjasama IAEUP-LPIU Undana dengan IAEUP-LPIU IPB. Bogor.
Mubyarto. 1993. Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3ES. Jakarta.
_____________. 1994. Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3ES. Jakarta.
Mulyadi. 1991. Akuntansi Biaya. Edisi 5. Bagian Penerbit STIE YPKN. Yokyakarta
Mulyadi. 1999. Akuntansi Biaya. Edisi VI Penerbit Aditya Media. Yokyakarta
Passoe,I. 1996. Analisis Biaya Produksi Minyak Kelapa Pada Pengusaha Minyak Kelapa di Kelurahan Bakunase. Skripsi Fisip Undana. Kupang
Made Astawan. 2004. Teknologi Pangan dan Gizi. Kompas CyberMedia – Senior. IPB
Rangkuti, F., 2003. Analisis SWOT Teknik Pembedahan Kasus Bisnis. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Rewolt dkk. 1983. Strategi Harga Dalam Pemasaran. Rineka Cipta. Jakarta
Samoelson, Paul A dan Nordhaus William D. 1996. Ekonomi. Erlangga. Jakarta
Siagian, Renvile. 2003. Pengantar Manajemen Agribisnis. Gajah Mada University Perss. Yokyakarta.
Soehadji, 1992. Kebijakan Pemerintah Dalam Pengembangan Industri Peternakan dan Penanganan Limbah Peternakan, Departemen Pertanian Direktorat Jenderal Peternakan, Jakarta.
Soekartiwi. 1997. Agribisnis dan Teori Aplikasinya. Raja Grafindo. Jakarta
Soekartiwi. 2002. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian. Departemen Ilmu Sosial Ekonomi. Fakultas Pertanian Bogor.